Selasa, 20 September 2016

Wiro Sableng #80 : Sepasang Manusia Bonsai

Wiro Sableng #80 : Sepasang Manusia Bonsai Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1WIRO SABLENG

Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212

Karya: Bastian Tito

Episode : PETUALANGAN WIRO DINEGERI SAKURA/JEPANG

ANGIN dari danau Biwa bertiup dingin. Permukaan air danau tampak bergelombang lembut. Desa Hikone yang terletak di tepi danau di selimuti kesunyian walau malam belum sepenuhnya datang karena di timur masih kelihatan sembulan sang surya memancarkan sinar kuning kemerah-merahan.
Sejak beberapa waktu belakangan ini suasana di desa itu memang kurang tenang. Penduduk merasa takut oleh kemunculan sekelompok penjahat pimpinan Numazu yang kabarnya kini berada di sekitar desa.

Karena itu, ketika terdengar derap kaki kuda menebus kesunyian dari arah selatan, penduduk desa yang sedang dilanda ketakutan itu serta mereka mengunci pintu dan memeriksa jendela rumah.

Orang-orang lelaki bersiap-siap dengan senjata masing-masing. Menunggu penuh waspada. Para istri dan anak-anak disembunyikan di tempat yang aman. Lalu beberapa orang lelaki coba mengintai lewat lobang-lobang kecil yan
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #80 : Sepasang Manusia Bonsai Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Jumat, 02 September 2016

Nenek Tua di Sisi Kota

Nenek Tua di Sisi Kota Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kaki kecilnya tak pernah berhenti melangkah menyusuri liku-liku jalan yang dipenuhi hiruk pikuk masyarakat kota. Tangan lihainya menjajakan sebuah kue sederhana khas kota tempat kelahirannya, demi menyambut esok pagi yang lebih baik. Walau usianya sudah semakin renta, nenek tua itu masih semangat untuk berjualan, ia tak mau bergantung pada nasib anak cucunya. Ia yakin, ia mampu menghidupi dirinya sendiri dengan hasil jerih payahnya sendiri.

Senyumnya selalu terukir di wajahnya yang mulai keriput kepada setiap orang yang ia temui sepanjang jalan. Rasanya matahari semakin meninggi. Bulir demi bulir keringatnya pun mulai berjatuhan dari dahinya yang bertatapan langsung dengan sang mentari, menandakan ion tubuhnya mulai menipis. Terkadang jika ia begitu merasa lelah, ia selalu sempatkan diri untuk duduk sebentar di pinggir trotoar sambil menengguk beberapa tetes air mineral yang setidaknya dapat menjadi oase di gurun tenggorokannya.

Langkahnya kembali terpadu, mulutnya kembali menyuarakan hal yang sama, berharap seseorang dapat menghampiridan membeli kue yang sudah ia buat sejak pagi buta itu. teriakannya pun berbuah manis, seorang gadis kecil berga
... baca selengkapnya di Nenek Tua di Sisi Kota Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu